ABSTRAK

Dewasa ini, penjualan sebagian saham perusahaan di pasar modal melalui IPO adalah salah satu cara mengatasi masalah keterbatasan dana, untuk ekspansi. IPO dikatakan sukses jika sahamnya diminati investor (oversubscribe). Investor baik asing maupun swasta, akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang berkinerja baik. Untuk itu dalam melakukan investasi, diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal serta analisis valuasi atas saham tersebut, agar dapat memperkirakan berapa harga yang wajar untuk suatu saham berdasarkan data fundamentalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah nilai intrinsik dari saham perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk, undervalued ataukah overvalued, serta dengan menggunakan informasi keuangan yang ada mencoba menelaah penyebab kenapa saham kurang diminati oleh investor (undersubscribe).
Penelitian ini menggunakan objek perusahaan yang termasuk dalam sektor industri penerbangan, yaitu perusahaan maskapai penerbangan yang baru saja mencatatkan sahamnya di BEI pada 11 Februari 2011 dengan kode emiten GIAA. Analisis data menggunakan pendekatan pendapatan yang mengaplikasikan metode arus kas terdiskonto (discounted cash flow-FCFF), pendekatan perbandingan data pasar (Relative Valuation-EBITDAx) dan menganalisis penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan indikator rasio keuangan, shareholder value added, economic profit, dan accounting profit.
Hasil penelitian menunjukkan dengan perhitungan valuasi, estimasi nilai intrinsik untuk saham GIAA Rp 550 dan berada dalam kondisi overvalue. Kinerja perusahaan mengalami penurunan, dan berada di bawah rata-rata industri.



Kata kunci: Discounted cash flow, relative valuation, penilaian kinerja.